SEJARAH DESA PLOSO
Salah satu istri dari Sunan Kudus yang bernama Den Ayu Mlati yang kala itu sedang sakit di antar Mbah Seniyah ke sebuah perkampungan yang berada di sebelah selatan menara Kudus. Sesampainya di perkampungan itu beliau bertemu dengan mbah mojo didalam perjalanannya beliau melihat ada sebuah pohon yang buahnya akan digunakan sebagai obat istri sunan kudus tersebut. Ternyata setelah dimakan oleh istri sunan Kudus, buah mojo itu rasanya pahit sekali. Kemudian mbah seniyah bertanya kepada mbah mojo “ yang menanam pohon ini siapa? “, mbah mojo menjawab “yang menanam pohon itu saya” kata mbah mojo. Terus mbah seniyah bertanya lagi “ kamu orang mana?”, mbah mojo menjawab “saya orang sini”, dan mbah seniyah bertanya lagi “nama desa ini apa?”, dijawab mbah mojo “saya juga tidak tahu”. Sehingga perkampungan yang belum bernama itu diberi nama oleh mbah seniyah “mojopahit” karena buah mojo yang rasanya pahit, dan sampai sekarang masih dipakai untuk jalan mojopahit yang berada disebelah selatan menara kudus.
Kemudian keduanya berjalan kearah selatan sampai ke perempatan, mbah seniyah bertemu seorang laki – laki dan bertanya “ ini desa apa?”, laki – laki tersebut menjawab “saya tidak tahu”, lalu mbah seniyah bertanya lagi pada laki – laki tersebut “kamu kerja apa?”, laki – laki tersebut menjawab “ saya bekerja nyungging (membuat wayang kulit)”, akhirnya desa itu diberi nama oleh mbah seniyah desa “ sunggingan”, yang diambil dari kata nyungging tersebut.
Kemudian mbah seniyah berjalan lagi keselatan sampai diperkampungan dekat jembatan / sungai, mbah seniyah lalu berhenti melihat desa tersebut.
Ternyata desa tersebut masyarakatnya banyak yang bekerja sebagai “jagal hewan kerbau (menyembelih kerbau)” sehingga dari hasil jagal tersebut masyarakat banyak menghasilkan lulang / kulit kerbau. Dan akhirnya desa itu diberi nama oleh mbah seniyah “ Desa Tambak Lulang” karena masyarakatnya yang banyak menghasilkan lulang / kulit kerbau tadi.
Kemudian mbah seniyah dan Den Ayu Mlati (istri sunan kudus) yang sedang sakit itu berjalan kearah selatan dan berhenti disitu sambil merawat Den Ayu Mlati, kemudian bertemu dangan “ Nawang Wulan” yang mempunyai lesung. Akhirnya lesung itu diminta oleh mbah seniyah untuk digunakan sebagai persembunyian Den Ayu Mlati sampai sembuh.
Selanjutnya sambil merawat Den Ayu Mlati (istri sunan Kudus) tersebut, mbah seniyah mengambil sehelai daun “Kloso” yang baunya terasa sedap dan digosok – gosokannya ke dahi Den Ayu Mlati. Akhirnya penyakitnya menjadi sembuh, karena daun kloso itulah yang bisa menyembuhkan penyakit Den Ayu Mlati, Akhirnya desa itu diberi nama oleh Mbah seniyah dengan nama “Desa Ploso”.